Daisypath Anniversary Years Ticker
babies

31 Juli 2008

It says...

I'm 1.5 inches & weigh 1/4 oz; the irises of my eyes, my hair & fingernails are developing.
I'm 10 weeks & 3 days old, only 207 days to go!

30 Juli 2008

Melengkapi hidup


Saya tahu saya adalah wanita.
Yang terkadang diam, tetapi banyak hasrat dalam diri saya.
Yang terkadang bilang tidak, namun malah berarti sebaliknya.
Yang senang mengerutkan dahi dan memajukan bibir, karena ingin diperhatikan.
Yang setiap pagi bangun lebih awal, hanya untuk menginjakkan kaki di dapur.
Yang selalu ingin dilindungi, karena nggak pernah mampu melawan.
Yang pernah berdo'a agar dilamar oleh pangeran impian dengan cara yang indah.
Yang menangis ketika dirundung masalah.
Yang berteriak dan paling egois ketika marah.
Yang berharap mempunyai suami yang akan membelikan apapun yang diingin.

Wanita berkata,
"Hidup kami tidak akan lengkap tanpa memiliki anak.
Anak dari rahim kami sendiri".

Dan saya adalah wanita.
Dan hanya wanita yang sanggup memberikan kebahagian yang tidak pernah bisa dinilai oleh mereka.
Juga hanya wanita yang bersedia bertaruh nyawa untuk membahagiakan mereka.
Memberikan hadiah yang paling berharga di dunia untuk mereka.

Mereka adalah pria.
Pria yang selalu berdiri di depan setiap saat,
untuk melindungi wanitanya.
Makhluk yang diciptakan tuhan untuk melengkapi hidup kita.

(Picture by : iamshimone)

Adiktif

Saya adalah saya.
Hanya satu saya dalam dunia ini.
Hanya ada satu saya meski saya melihat saya yang lain
di dalam cermin.

Mengapa cermin begitu penting,
hingga saya merasa menjadi idiot ketika saya lupa membawanya,
hingga saya memakai lipstik melewati bibir saya ketika saya lupa membawanya,
hingga saya mengikat rambut saya dengan berantakkan ketika saya lupa membawanya?

(Picture by SQEEKER @ Deviantart)

08 Juli 2008

Ketika tuhan yang berbicara


Suami saya selalu ingin cepat memiliki anak.
Sementara saya masih belum mau,
karena saya belum siap.
Tetapi saya selalu berkata pada suami,
mungkin tuhan belum percaya pada kita.

Ketika saya dinyatakan hamil,
saya belum siap.
Tapi tuhan telah percaya pada kami.

(Picture by Ocelot99992003 @ Deviantart)

07 Juli 2008

Saya bekerja bersama angka


Pekerjaan saya termasuk hal rutin di kantor.
Mengandalkan kemampuan teknis, kalkulator, komputer, dan berbicara dengan bon dan nota.
Rutin. Dan selalu begitu setiap harinya.

Saya tidak terbiasa dengan sesuatu yang bermobilitas tinggi.
Saya senang dengan rutinitas.
Saya senang dengan kemonotonan.
Saya senang dengan suasana sepi.
Saya senang bila bekerja tanpa diajak bicara.
Saya senang hanya berteman dengan angka.
Karena saya tidak pandai berteman dengan huruf.

Tapi saya baru saja dirotasi.
Ah, per*****

(picture by Pioter @ Deviantart)

06 Juli 2008

Aku, Dirimu, Dirinya

Saya melihat wanita itu dari kejauhan. Tak sengaja.
Maka saya terus berjalan.
Semakin saya melangkah, saya sadar bahwa saya akan semakin dekat dengan wanita itu,
yang nota-benenya berjalan berlawanan arah dengan saya -dan Andri-.
Saya meraih tangan Andri dan menaikkan dagu saya seraya sedikit membusungkan dada saya.
Kemudian sedikit tersenyum.

Tiba saatnya berpapasan dengan wanita itu,
namun wanita itu sama sekali tak bergeming.
Ah, saya hanya gede rasa.

"Ah" Suara itu akhirnya keluar juga.
Saya menghentikan langkah dan menoleh ke belakang.
Begitu juga dengan Andri.
"Andri? Nova?" Wanita itu sambil menunjuk ke arah kami dengan jarinya yang berkuku french menicure.
Rambutnya hitam sepinggang dan di catok keriting -saya tahu rambutnya lurus- bulu matanya lentik dengan smoky eyes, blush on dan lipsticknya pink tampak glossy. Saya yakin dia baru pulang dari kantor saat itu -dengan kemeja krem, rok hitam, dan high heels sekitar 7-10 centi-.

"Ya? Rissa?" Sahut saya. Sebut saja namanya Rissa, mantan Andri, suami saya, yang pernah melabrak saya dan kemudian mendapat malu karena Andri membela saya.
Ya, Rissa memang mantan suami saya tepat sebelum suami saya berpacaran dan menikah dengan saya.

Saya memandangnya dengan penuh percaya diri.
Percaya diri karena saat itu saya sudah menyandang gelar sebagai Mrs. Andri.
Saya menunggu apa reaksi Rissa.
Dan apa yang akan dilakukannya setelah dua tahun berselang sejak dia melabrak saya.

Ternyata dia hanya menanyakan kabar.
Kami jawab bahwa kabar kami baik -kami bahagia- dan kami bertanya balik padanya bagaimana kabar dia.
Dia menjawab,
dan kemudian pamit.
Dan berlalu.

Satu setengah jam kemudian saya dan Andri dalam perjalanan pulang.
Di tengah kota Jakarta yang begitu padat dan macet,
hujan turun.
Saya menyalakan radio.

"Jadi menurut lo gimana nih kalo mantan lo, atau mantan suami lo, tiba-tiba masuk dalam kehidupan rumah tangga lo berdua?" Tanya sang DJ.
Si penelepon menghembuskan napasnya.
Saya dan Andri saling berpandangan.
Kemudian saya membesarkan volume radio.

"Oke-oke aja." Jawab penelepon.
Saya mengkerutkan dahi saya. Merasa saya sedikit salah dengar karena di kantor telinga saya sudah penging saat bos memarahi para OB.
"Tapi sebagai apa dulu? As long nggak mencampuri kehidupan rumah tangga gue dan suami gue sih gue nggak masalah." Jawab si penelepon lagi.
"Tapi elo nggak khawatir atau gimana gitu?" Balas si DJ.
"Khawatir sih iya, tapi kalau kita khawatir terus nggak ada gunanya. Lebih baik pastiin posisi mantan sebagai apa."
"Tapi bagaimanapun juga, mantan itu kan orang yang pernah deket juga sama elo atau suami lo, secara nggak langsung dia juga tahu donk bagaimana elo atau suami lo." Pancing si DJ lagi.
"Ah, kalau gue sih bukan tipe orang yang penuh dengan kekhawatiran. Selama gue tau posisi mantan sebagai apa dan siapa, kemudian bagaimana gue dan suami gue bersikap selama berhubungan dengan mantan, gue rasa save. Lagian elo juga nggak jelasin kan mantan yang seperti apa? Kalau misalnya mantan gue deket lagi sama gue nggak apa-apa. Apalagi kalo dia deket sama gue urusan pekerjaan, misalnya dia mau konsultasi pernikahan. Lha wong gue ini kerja di wedding organizer kok."

Saya menghela napas.
Andri membunyikan klaksonnya tepat di depan rumah.

Sebelum tidur, saya bertanya pada Andri.
Pertanyaan yang sama yang dilontarkan oleh DJ itu.
Andri menjawab,
"Biarin mantan dan kita mau berhubungan seperti apa. Yang penting aku sudah menikah sama kamu. Artinya, kamu telah memenangkan hati aku, aku telah memenangkan hati kamu. Dan kita bukan piala bergilir. Hanya ada satu kemenangan untuk aku, dan untuk kamu."

"Never leave the one you love for the one that likes you, because the one that likes you will leave you for the person the love" - Joya

Pernikahan



Ketika saya menikah, saya berusia 20 tahun. Dan Andri berusia 21 tahun. Saya pernah muak dengan perkataan orang tentang pernikahan saya ketika itu.

Mereka bilang, saya menikah karena hamil.
Mereka bilang, saya married by accident.
Mereka bilang, orang tua saya sudah ingin melepas tanggung jawab atas anak bungsunya.
Mereka bilang, saya dan Andri menikah karena nafsu.

Bukankah menikah adalah perintah tuhan?
Bukankah kita harus mendoakan orang yang akan menikah?
Bukankah menikahkan anak adalah tugas orang tua?

Saya hanya diam. Andri hanya diam.
Dan waktu membuktikan bahwa semua hal yang mereka bilang tidaklah benar.

Saya menikah 18 bulan yang lalu.
Dan dalam jangka waktu tersebut,
saya merasa usia saya sudah bertambah 5 tahun.
Saya mengerti betapa pernikahan ini membawa saya -dan Andri- dalam kedewasaan.

Saya berusaha untuk tidak egois lagi,
seperti ketika kami masih pacaran.
Saya berusaha untuk tidak memberontak lagi,
seperti ketika kami masih pacaran.

Karena seiring berjalannya waktu,
saya merasa pernikahan adalah permainan 'Bakiak'.
Ketika dua orang berdiri di atas sepasang bakiak,
berusaha berjalan bersama menuju garis finish,
menyelaraskan setiap langkah agar tidak terjatuh,
dan terus melangkah dengan penuh kekhawatiran
setiap ada rintangan.
Kemudian kembali bangkit saat terjatuh,
mencoba melangkah lagi dengan kaki yang sama.

Suami saya berdiri di depan.
Saya di belakang memeluknya
sambil terus menyamakan langkah.
Tapi suami saya,
dan saya,
tidak akan pernah melihat garis finish.
Karena pernikahan masih akan terus berjalan.
Maka saya dan suami saya terus melangkah.

(picture by: Cmdetroit @ Deviantart)

05 Juli 2008

Saya tidak bisa menulis



Saya tidak pernah menulis.
Karena saya tidak pernah bisa menulis.
Tapi saya ingin belajar menulis.
Karena saya ingin bisa menulis.
Seperti orang lain.

Saya Nova. Perempuan. 12 Maret 1986. Menikah. Bekerja.

Dan bahagia.

(picture by : Uribaani @ Deviantart)